Kaki Terluka; Orangnya Dibunuh

Mohon maaf kalau judul tulisan kali ini sempat membuat Anda mengira ini berita pembunuhan atau malpraktik. Bukan. Itu hanya kalimat perumpamaan untuk sebuah pernyataan yang bikin telinga jadi panas; bikin hati jadi jengkel (gedeg orang Lombok bilang), dan bahkan bikin pikiran tambah pusing. Betapa tidak? Pernyataan yang bikin kesel semua orang tiga hari ini datangnya dari seorang yang sangat tidak diharapkan untuk berbicara seperti itu karena kapasitasnya. Terlebih lagi, kalimat-kalimat kontroversi itu bukan sekali dua kali diproduksi olehnya. Kalau mau ikutan kesel, boleh banget dilanjutkan membaca. 🙂

Orang yang saya maksudkan sangat tidak diharapkan untuk membuat pernyataan yang bikin kesel itu siapa lagi kalau bukan Ketua DPR RI yang sangat terhormat, Marzuki Ali. Ketua para wakil rakyat (entah rakyat mana yang diwakili) ini memang terkenal dengan tingkah laku dan pernyataan-pernyataannya yang kontroversi. Menurut sumber ini sejak 2009 lalu Marzuki Ali telah beberapa kali bertingkah laku dan membuat pernyataan yang menggegerkan dan menuai protes. Setidaknya ada 14 daftar “kekonyolan” yang dilakukannya.

Dari 14 daftar itu yang paling gres pernyataannya tentang KPK. Doktor lulusan University Putera Malaysia itu pada tanggal 29 Juli 2011 lagi-lagi mengejutkan publik karena mengusulkan KPK dibubarkan dan para koruptor dibebaskan lalu duitnya dikembalikan ke negara. (Usulan seperti ini tentu sangat menggembirakan calon-calon koruptor) Alasan pria kelahiran Palembang ini orang-orang di lembaga yang dibentuk untuk memberantas korupsi yang sudah sangat akut itu tidak “bersih”.

Dapat diduga, pernyataan Marzuki Ali ini menuai kritikan dari berbagai pihak. Seperti yang diberitakan salah satu stasiun televisi semalam (30/07/2011) tak urung tokoh-tokoh nasional pun angkat bicara. Prof. Dr.Syafi’i Maarif, mantan Ketua PP Muhammadiyah dan cendikiawan muslim, mengatakan pernyataan itu sama sekali tidak benar karena orang di Indonesia ini belum semuanya pingsan; masih banyak yang siuman (bersih). Jadi, menurut Buya ini KPK masih bisa diisi oleh orang-orang yang “bersih”. Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla, juga menyayangkan seorang Ketua DPR membuat pernyataan seperti itu. Menurut putra Sulawesi ini kalau alasannya karena beberapa orang di KPK tidak “bersih” kemudian lembaga itu dibubarkan, hal serupa juga bisa diberlakukan kepada lembaga-lembaga negara dan pemerintah yang lain, seperti DPR itu sendiri, Kejaksaan, atau Kepolisian, karena dalam lembaga-lembaga itu juga ada orang-orang yang tidak “bersih”. (Ehm, setuju banget dengan pendapat Pak Kalla).

Dua tokoh nasional favorit di atas masih memberikan tanggapannya secara halus. Lain halnya dua putra Indonesia berikut ini. Seperti yang diliput stasiun televisi swasta itu, pengacara senior Adnan Buyung Nasution memberikan tanggapan dengan keras. Putra Batak yang akrab disapa dengan Bang Buyung ini menyebut kalimat Marzuki Ali sebagai pernyataan yang lancang. Sementara itu, Prof. Dr. J.E. Sahetapy, guru besar Fakultas Hukum Unair, mengatakan pernyataan Ketua DPR itu sebagai “sampah”

Itu baru komentar empat tokoh nasional negeri ini. Belum lagi tanggapan pedas dan kritis jutaan rakyat Indonesia yang sempat membaca atau mendengarkan pernyataan di meda massa. Apa nggak keri (Bahasa Indonesia sama dengan geli) telinga wakil rakyat ini.

Makanya, Pak Marzuki, lain kali kalau mau membuat pernyataan itu dipikir-pikir dulu efek pragmatisnya. Jangan ceplas-ceplos begitu. Kalau ceplas-ceplosnya para komedian OVJ, ya pasti bikin semua orang tertawa. Ceplas-ceplosnya Bapak ini membuat kuping orang jadi panas. Sebagai orang melayu, sepertinya Pak Marzuki Ali ini lupa apa kata pak patah, eh, pepatah, “Lidah itu lebih kejam dari pedang”. Kalau pedang saja bisa membunuh, apalagi lidah. Buktinya? Lidah Bapak membunuh karkater Bapak sendiri. Bos Anda selalu mengatakan media massa melakukan pembunuhan karkater. Dengan pernyataan konyol, Anda malah membunuh karakter sendiri.

Lagipula, pernyataan Marzuki Ali ini lucu dan bikin geli sampai tertawa mengocok perut :D. Dibilangnya tidak ada orang yang layak duduk di KPK untuk memberantas korupsi lantas KPK mau dibubarkan.  Ibarat seseorang kakinya terluka  bukannya diobati, tapi malah dibunuh.

Ketua DPR kita itu lupa bahwa jumlah peduduk Indonesia itu 200 juta jiwa lebih dan yang tidak “bersih” itu hanya segelintir orang yang menduduki jabatan di lembaga negara dan pemerintah. Masih buuuuuuanyak yang “bersih”, kok. Semua orang yang menonton tayangan berita semalam tentu setuju dengan pendapat Buya Syafi’i Maarif. Tentang pembubaran KPK, pasti semua setuju denan pernyataan Pak JK. Berkaitan denan pernyataan kontroversi itu, tidak ada yang membantah pernyataan Bang Buyung dan Prof. Dr.Sahetapy.

KPK masih sangat dibutuhkan negara yang digerogoti penyakit kronis yang bernama KORUPSI. Kalau ada sebagian anggota KPK yang “kotor”, bersihkan orang-orang itu. Bukan KPK-nya yang dibubarkan. Ibarat sebuah pohon, hanya sehelai ranting kecil kering, pohon itu ditebang. Atau, kasarnya: KAKI TERLUKA; ORANGNYA DIBUNUH.

Kalau terus-terusan Ketua DPR kita membuat pernyataan konyol dan tidak perlu seperti itu, mari kita koor, menyanyi bersama-sama, “Mau dibawa kemana negera ini…”. (ngutip baris kalimat dalam lagunya Armada)

63 tanggapan untuk “Kaki Terluka; Orangnya Dibunuh

  1. Marzuki Ali kalau buat pernyataan ceplas-ceplos aja, nggak mikirin yang tersakiti karena kata-katanya. Kasihan dulu korban gempa dan tsunami yang dibilang jangan tinggal di pantai kalau takut tsunami.

    Suka

    1. tidak hanya itu, pernyataannya tentang TKW juga konyol banget. Gak pantas diucapkan oleh tokoh dengan kualifikasi seperti dia.
      SD, terima kasih apresiasinya. 🙂

      Suka

  2. orang indonesia yang bersih mungkin krn tidak punya “akses” kali mas, buktinya orang yg punya “akses” suka tergoda untuk melakukan pembajakan

    intinya, aku sedih melihat bangsa ini bangsa kleptokrasi (suka mencuri), pejabatnya suka korupsi, sedang rakyatnya suka membajak (tdk menghargai karya cipta)

    kalau batik diklaim malaysia, rakyat indonesia marah, aneh sekali, suka mencuri tapi tak suka dicuri

    Suka

    1. Saya setuju pendapat Buya Syafi’i Maarif, “Belum semua orang Indonesia “pingsan” (kotor); masih banyak yang “siuman” (bersih)”. Itu yang harus dipegang dan tetap optimis.
      Terima kasih apresiasinya ya… 🙂

      Suka

  3. Ketua DPR sekarang? Hm, tamat SD nggak sih?
    Yang pasti memang bikin mangkel. Nggak pernah jadi wong cilik sih. Coba saja ada yang berani nculik, lalu ditaruh di pulau terpencil dan jauh dari alat komunikasi dan hanya diisi wong cilik. Mungkin baru bisa nyadar

    Suka

    1. Hehehehe soal ini tidak ada hubungan dengan pendidikan sepertinya. Orang yang pendidikannya kurang juga banyak yang pandai berkata bijak dan santun.
      Terima kasih sudah memberi apresiasi.. 🙂

      Suka

    1. Kalau itu tujuannya, ya sama dengan menggali kubur sendiri. Pernyataannya itu bisa membunuh karakter dia sendiri kan..
      Terima kasih atas apresiasinya di sini dan “piguranyapakuban”.. 🙂

      Suka

  4. Rasanya kalo denger pernyataan MA Nyessssss ………. pengen banget nimpuk pake telur busuk
    tapi jangan sampe kejadian deh …….
    Mungkin pak MA mau ikut audisi OVJ kali tuh, biar lucu, atau biar adil sekalian semua politisi yang umurnya 45 tahun keatas gak boleh lagi ikut pemilu, biar ilang generasi tua dan dilanjutkan generasi muda
    numpang iklan ya http://www.noviantodwiatmojo.wordpress.com
    hehehehe

    Suka

  5. Sebagai warga negara, saya tidak lagi mempercayai mereka semua yang berada di pemerintahan termasuk presiden kita yang terhormat, apalagi penegak hukumnya! Semuanya hanya mementingkan perut mereka masing-masing tanpa memperhatikan rakyat kecil! Tikus kok lindungi tikus! 😀

    Suka

    1. Wallahualam, Sop. Pengalihan atau bukan gak pantes keluar dari seorang ketua DPR negeri sebesar ini dan lebih penting lagi ga pantes diucapkan orang yang bergelar Ph.D.
      Btw, makasih dah berkunjung lagi. 🙂

      Suka

    1. Prasastibahasa? Apa masih hidup ya situs itu. Dulu punyaku terus telat bayar sewa domainnya. Pas mau dibayar lagi, katanya dah dibeli orang, padahal waktu cari nama untuk situs bahasa itu, susah karena nama-nama yang siusulkan dah ada yang punya. Sedih ya… 😦

      Suka

  6. mantabs postingannya pakdhe…

    jadi ingat bantahan pak MA pas di wawancara… “jangan diambil sepotong-potong pernyataan saya… harus dilihat secara utuh…”
    lah dia sendiri ngelihat kejadian (mungkin) juga sepotong-potong… ngelihat KPK cuma dari oknum saja. secara fungsi institusi ndak dilihat.

    apa mungkin karena sekolah di luar negeri… jadinya ndak pernah ditatar P4 yah???
    apa mungkin diberi penataran yang beda dengan P4… jadinya lebih gampang memaafkan kesalahan orang-orang tertentu.

    yah… cuma pendapat pribadi sih…
    pribadi yang ndak rela lillahi ta ‘ala uang mbayar pajak, hasil jerih payah, digunakan buat mbayari orang yang ternyata ndak berkualitas!!!

    Suka

    1. Ya begitulah Ketua DPR RI yang terhormat itu. Sering membuat orang terheran-heran dengan pernyataan-pernyataannya.
      Ah, dia kan kuliah di dekat-dekat sini aja luar negerinya. Bisa pulang-pergi kapanpun buat ikut penataran P4. 😀 Atau mungkin pernah ikut tapi duluuuuuu banget. Jadilnya semua materi penataran P4 dah menguap entah kemana.
      Terima kasih apresiasinya, Bro… 🙂

      Suka

    1. Iya betul. Bahasa itu kan ekspresi perasaan dan pikiran seseorang. Apa yang diomongkan Ketua DPR RI itu ya apa yang ada di pikirannya. Orang seperti apa dia? Silakan dinilai sendirilah.. 😀

      Suka

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.